Arti Hijrah Dalam Kehidupan Seorang Muslim
Perintah berhijrah terdapat dalam beberapa ayat Al -Qur'an, antara lain :QS. Al Baqarah 2:218). "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang -orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha pengampun lagi maha penyayang.
"Dan orang - orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kedamaian dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. ( Qs. Al An'fal,8;74).
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (Qs. At Taubah, 9: 20)
Pada Ayat-ayat di atas, terdapat esensi kandungan :
1. Bahwa hijrah harus dilakukan atas dasar niat karena Allah dan tujuan mengarah rahmat dan keridhaan Allah
2. Bahwa orang -orang beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena Allah dan tujuan untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka itulah adalah mu'min sejati yang akan memperoleh pengampunan Allah, memperoleh keberkahan rizki (nikmat) yang muli, dan kemenangan di sisi Allah SWT.
3. Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang kita miliki, termasuk harta, benda bahkan jiwa.
4. Ketiga ayat tersebut menyebut tiga prinsip hidup, yaitu iman, hijrah, dan jihad. Imam bermakna keyakinan, hijrah bermakna perubahan, dan jihad bermakna perjuangan dalam menegakan risalah Allah Swt.
Makna Hijrah
Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). kedua -duanya harus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondusif, menuju keadaan yang lebih baik, positiv dan kondisi yang kondusif untuk menegakan ajaran islam.
Dalam realitas sejarah hijrah senantiasa dikaitkan dengan meninggalkan suatu tempat, yaitu adanya peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat meninggalkan tempat yang tidak kondusif untuk berdakwah. Bahkan peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permualaan tahun Hijriyah.
Tahun Hijriyah, ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin khatab ra, sebagai jawaban atau surat wali Abu Musa Al-As'ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah Kalender Tahun Gajah, Kalender Persia untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya, seperti yang berasal dari tahun gajah, kalender persia, kalender romawi dan kalender -kalender lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah. Khalifah Umar memilih peristiwa hijrah sebagai taqwim Islam, karena hijrah Rasulullah saw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.
Secara Garis besar hijrah kita bedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Hijrah Makaniyah : Yaitu meninggalkan suatu tempat. Beberapa jenis hijrah maknawiyah, yaitu:
- Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah
- Hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah
- Hijrah dari suatu negara yang didalamnya didominasi oleh hal-hal yang diharamkan
- Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menghindari penyakit menuju negeri yang aman.
- Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda
- Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik Seperti hijrahnya Ibrahim as dan Musa as, ketika beliau khawatir akan gangguan kaumnya seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an.
2. Hijrah Maknawiyah
Secara maknawiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a. Hijrah I'tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat pluktuatif, kadang menguat menuju puncak keyakinan mu'min sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman pula kadang hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula bersifat sinkretis, bercampur dengan keyakinan lain mendekati kemusyrikan. kita harus segera melakukan hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan, keyakinan. dalam konteks psikologi biasa disebut dengan konversi keyakinan agama.
b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran, Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagi informasi dan pemikiran dari belahan bumi secara online kita akses.
Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan perang yang kasat mata. Medan perang yang ada tapi tak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia genderang perang telah dipukul dalam medan yang namanya" Ghoswul Fikr "( Perang Pemikiran).
Tak heran berbagai pemikiran telah tersebar di medan perang tersebut laksana dari senjata-senjata perenggut nyawa. Isu sekularisasi, kapitalisasi, Liberalisasi, pluralisasi, dan sosialisasi bahkan momunisasi telah menyusup ke dalam sendi-sendi dasar pemikiran kita yang murni. Ia menjadi Virus ganas yang sulit terditeksi oleh kacamata pemikiran islam. Hijrah fikriyah menjadi sangat penting mengingat kemungkinan besar pemikiran kita telah terserang virus ganas tersebut. Mari kita kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang murni. Pemikiran yang telah disampaikan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw, melalui para sahabat tabi'in, tabi'it, tabi'in dan para generasi pengikut shalaf.
"Rasullulah Saw bersabda : Umatku niscaya akan mengikuti sunah (budaya, pemikiran, tradisi, gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku mengikuti mereka. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah apakah mereka itu orang -orang Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah menjawab : Siapa lagi kalau bukan mereka.
c. Hijrah Syu'uriyyah
Syu'uriyyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semua yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang Islami Banyak hal seperti hiburan, musik, bacaan, gambaran/ hiasan, pakaian, rumah, idola, semua pihak luput dari pengaruh nilai-nilai diluar islam. Kalau kita perhatikan, hiniran dan musik dari seorang muslim takjauh beda dengan hiburannya para penganut paham permisifisme dan hedonisme, berbau hura - hura dan senang -senang belaka.
Mode pakaian juga tak kalah pentingnya untuk kita hiraukan Hijrah dari pakaian gaya jahiliyah menuju pakaian Islam, yaitu pakaian yang benar-benar mengedepankan fungsi bukan gaya. Apa fungsi pakaian? Tak lain hanyalah untuk menutup aurat, bukan justru memamerkan aurat. Ironis memang banyak diantara manusia berpakaian tapi aurat masi terbuka. Ada yang sudah tertutup tapi ketat dan transparan, sehingga lekuk tubuhnya bahkan warna kulitnya terlihat. Konon, umat Islam dimanjakan oleh budaya barat dengan 3 F, Food, fan, fashan.
d. Hijrah sulikiyah
Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat ? Apakah kita banyak mematuhi ajaran Allah SWT ataukah banyak melanggar aturan Allah Swt ? Apakah kita ini termasuk orang yang menunaikan shalat fardhu atau malah lalai dalam menunaikan shalat fardhu ? Apakah diri kita ini termasuk golongan orang-orang yang celaka mendapatkan siksa neraka ? Rasulullah bersabda :
"Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akhirat kelak ada empat perkara :
Post a Comment